• HOME
  • RUBRIK
  • [No 18]

“Faktor Penting untuk Meningkatkan Manfaat Training Bagi Karyawan”.

     Apakabar Bapak dan Ibu? 2020 akhirnya berakhir, dan menjadi 1 tahun yang cukup berat dikarenakan pandemic. Pasti banyak sekali tantangan yang dihadapi perusahaan demi mewujudkan target bisnis di tahun 2021 ini. Bisa dibilang 2021 akan menjadi tahun yang lebih memerlukan fokus dalam efisiensi.

     Termasuk di dunia training, banyak klien kami yang meminta training yang lebih “efektif dan efisien”, dikarenakan pengalaman di masa lalu dimana hasil training tidak terlalu dirasakan dampak langsungnya dalam bisnis (secara angka), ataupun dalam perbaikan perilaku bekerja karyawan. Ini adalah permasalahan yang perlu digarisbawahi oleh perusahaan provider training seperti kami.

     Penting bagi perusahaan untuk bisa melihat pendidikan karyawan sebagai suatu investasi dengan return di masa depan.  Karena itu di tulisan kali ini, kami sebagai perusahaan training dengan pengalaman lama dalam mendidik talent berbagai organisasi, ingin menyampaikan beberapa poin tentang “Faktor Penting untuk Meningkatkan Manfaat Training Bagi Karyawan”.

  1. Poin yang pertama adalah “memberikan pemahaman tentang tujuan training pada tiap individu”. Anda mungkin pernah mendengar istilah “Forgetting Curve”. Dikatakan secara umum, orang hanya mengingat 25% dari apa yang didengar atau dipelajari satu minggu kemudian. Karena itu cara untuk bisa membantu karyawan agar tidak mudah melupakan apa yang telah dipelajari selama training, adalah dengan meyakinkan bahwa “apa yang dipelajari akan menjadi ilmu yang bermanfaat untuk diri sendiri dan bisa diaplikasikan secara langsung serta dirasakan hasilnya”. Ini perlu disampaikan dengan jelas sejak awal training. Dari situ, bantulah karyawan untuk bisa menentukan tujuan yang ingin dicapai melalui training dengan lebih jelas. Apa yang karyawan ingin targetkan melalui training ini? Untuk memastikan itu, kami sarankan diadakan pembicaraan antara atasan dan karyawan. Kami sering sekali melihat peserta training datang ke lokasi training tanpa tahu tema training, atau apa manfaat training ini bagi mereka. Hal ini terjadi bukan hanya pada Open Seminar, tetapi juga di training-training In-House. Karena itu, kami rasa baik jika atasan, karyawan, dan kami sebagai training provider bisa mengadakan pembicaraan terlebih dahulu untuk memastikan “harapan atasan”, “motivasi karyawan/peserta training”, dan apa “target yang ingin dicapai keduanya”. Kemudian, bantu karyawan untuk bisa memikirkan sendiri suatu task/masalah dalam pekerjaan yang sekiranya bisa dibantu pecahkan dengan pemahaman konten training yang akan diajarkan. Dengan begini peserta akan mampu mengikuti training dengan tujuan yang lebih jelas.
  2. Poin yang kedua adalah “keterlibatan atasan”. Perlu untuk atasan/manajemen memahami permasalahankaryawan yang diharapkan bisa dipecahkan melalui training. Tetapi yang lebih penting sebetulnya adalah, follow up oleh atasan sesudah training dilaksanakan. Hasil training akan berubah besar tergantung level keterlibatan (follow up) atasan. Sejujurnya, tidak akan bisa kita merubah perilaku karyawan yang sudah terpatri tahunan hanya dalam satu hari training. Tetapi, training mampu memberikan pengetahuan baru atau membuka mata peserta akan  hal-hal yang selama ini tidak disadari sebagai suatu masalah atau bahkan kesempatan.  Dan untuk membantu atasan untuk bisa terlibat dengan lebih efektif, poin ketiga yang akan kami sampaikan bisa membantu.
  3. Poin yang ketiga adalah “mendayagunakan ilmu yang dipelajari di training langsung di pekerjaan saat itu juga”. Setiap akhir training, kami selalu membiasakan peserta untuk menuliskan Action Plan. Di dalam Action Plan, peserta menuliskan hal paling signifikan yang dia pelajari (yang paling berkesan selama training), dan bagaimana peserta akan mengaplikasikan pelajaran itu dalam pekerjaannya, support factors apa yang dia perlukan agar pengaplikasian itu bisa berjalan (timeline, biaya, PIC yang terlibat, dukungan atasan, dll), serta hasil akhir yang diharapkan (dituangkan dalam target numbers). Kemudian Action Plan ini perlu dibawa peserta untuk didiskusikan dan disetujui Bersama atasannya. Setelah persetujuan didapatkan, peserta perlu melakukan proses PDCA dan HoRenSo agar atasan bisa memanage progressnya.

“Perlu bagi karyawan untuk bisa mengalami sendiri bahwa pengaplikasian ilmu yang didapat di training ternyata memang benar-benar bermanfaat. “

Komitmen antara atasan dan karyawan untuk ikut terlibat dalam proses training dan pengadaan  system yang jelas agar karyawan dapat mengaplikasikan apa yang dipelajari (Action Plan, siklus PDCA, dan HoRenSo) adalah hal yang tidak terpisahkan. 

Tentu dibantu dengan apresiasi dan dukungan dari pihak manajemen agar karyawan juga senantiasa termotivasi untuk lebih mengembangkan dirinya.

Kami di CICOM BRAINS Indonesia senantiasa siap membantu kegiatan talent development yang mendukung strategi pencapaian bisnis perusahaan Anda.

 

Selamat Tahun Baru 2021 dan semoga tahun ini membawa kesuksesan untuk kita semua!

=(CICOM BRAINS Indonesia, Country Manager, Nugraheni Lintang) =

 

PAGETOP

Jakarta

Sahid Sudirman Center 11th Floor Sudirman, Jakarta Pusat, Indonesia

Jakarta
+62-(0)823-1101-0551
(WhatsApp)
Tokyo Japan
+81-(0)3-5294-5576
+81-(0)3-5294-5578